
Sabtu 16 Maret 2025 | 23.14
Oleh Anton Dere Nowo
LEMBATA, Komsos sfspada.com- Masa retret agung dalam gereja Katolik adalah masa dimana umat Katolik mempersiapkan hatinya sebelum memasuki masa Paskah. Mengawali masa pra Paskah ini,
paroki St. Fransiskus de Sales Pada (SFS Pada), melaksanakan doa Adorasi selama 24 jam, yang dilakukan secara bergilir bagi setiap Komunitas Basis Gerejawi (KBG) se paroki. Dibuka dengan perayaan Ekaristi kudus pada hari Jumat (14/03/2025) lalu ditutup dengan perayaan Ekaristi Kudus pada hari Sabtu (15/07/2025). Masing-masing KBG melakukan doa Adorasi selama satu jam bersama Sakramen Maha Kudus di gereja pusat paroki.
Umat KBG 1,2,3 dan 4 stasi Sta. Theresia Waijarang, adalah KBG pertama yang melaksanakan adorasi mulai pkl. 18.30 WITA, seturut jadwal yang diberikan oleh pastor paroki. Setelah satu jam berdoa, dilanjutkan oleh KBG 1 sampai dengan KBG 17 pusat paroki Pada, KBG dari lingkungan St. Tarsisius Kewakat, stasi St. Petrus Labanobol, lingkungan St. Petrus Tobi Talerek, dan diakhiri pada pkl. 17.00 WITA oleh stasi Hati Kudus Yesus Belang pada hari Sabtu. Kegiatan iman ini ditutup dengan perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin oleh Rm. Asno Tukan, Pr, dan konselebran P. Antony Baskar Jayaseelan, MSFS, P. Anthony Bala Pothula, MSFS, serta P. Swarna Anil Kumar, MSFS.
Dalam khotbahnya, romo Asno, Pr mengingatkan semua umat agar mengisi masa puasa ini dengan melakukan aksi nyata sebagai satu kawanan dengan satu gembala sebagaimana pesan tema APP Gereja Lokal Keuskupan Larantuka tahun 2025.
Asno, Pr menekankan agar sesuai Injil kabar gembira hari ini Yesus melarang untuk tidak boleh membenci musuh, tetapi berdoalah agar mereka selamat.
“Dalam hidup sehari-hari selama masa pra Paskah ini, kita harus melakukan refleksi diri. Kita harus membuka hati untuk melepaskan kebencian yang membelenggu hati kita. Karena Allah sendiri itu murah hati. Karena Allah mengasihi tidak pandang bulu. Allah itu Maha pengasih dan penyayang. Kata romo Asno, Pr.
Lanjut Asno, Pr. “Lalu, seperti apa kasih kita?
Apakah kita mencintai hanya untuk orang yang kita kasihi? Injil hari ini mengajak kita untuk tidak membenci, tidak mendendam pada orang yang telah melukai hati kita. Yesus bersabda janganlah membenci musuhmu, tapi cintailah musuhmu, dan berdoalah untuknya. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan.
Disiplin rohani dalam masa pra Paskah adalah berdoa, suka memberi derma, puasa dan pantang. Dengan kekuatan doa, kasih Allah tetap menyertai kita sehingga kita mau secara tulus membuka hati kita, mengasihi sesama kendati musuhmu, bagi semua orang tanpa pandang bulu, sebagaimana Allah-mu pun mengasihi kita menerbitkan matahari setiap pagi untuk semua orang, untuk orang jahat maupun orang baik.
Kita pun harus dapat memberikan sesuatu apapun bagi sesama kita yang lagi berkekurangan. Hidup melarat. Susah makan. Kita bisa memberinya sedikit makanan baginya. Dan masih banyak contoh hidup memberi pertolongan kepada sesama sekalipun musuh. Kita harus terus semakin hari semakin berubah menuju kesempurnaan iman.” Kata Tukan, Pr.
“Selama masa puasa (masa pra Paskah) ini, kita harus berpuasa dan pantang. Tidak hanya puasa makan dan minum. Tetapi lebih dari itu, kita harus bisa melepaskan kebiasaan hidup buruk kita. Kita pasti jatuh. Tetapi Tuhan tidak melihat seberapa banyak kita jatuh, namun Tuhan lebih melihat sejauh mana kita telah berjuang bangkit dari kejatuhan dosa kita.” Demikian khotbah Romo Asno, Pr.
Pada akhir khotbahnya, romo Asno, Pr berpesan, “Jadilah Sempurna sebagaimana Bapamu mengasihi semua orang tanpa pandang bulu. Selamat berpuasa!”
<Komsos paroki SFS Pada_keuskupan Larantuka>